Cahaya Hati [Zultanias Barakabungin]

Zulatanias Barakabungin

  • PERBANYAK BERZIKIR


  • Enrekang Taggala’ Masehi

    Agustus 2012
    S S R K J S M
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  
  • Dapatkan 24 juta/minggu.

    Nuur Indramaulana Ungu

    Peluang usaha nyata, murah, mudah dan hasilnya MEWAH.

  • ARSIP

  • KATEGORI

  • Nuur Indramaulana Ungu

  • Ini Benaran Bisnis Online

    By Zultanias Barakabungin: Bagaimana ANDA Bisa Mendapatkan Puluhan Juta Rupiah Dengan Cepat & Mudah!
  • Lihat Poto Profil Disini

Archive for Agustus, 2012

Tanda-tanda Sukses Meraih Fadhilah Ramadhan

Posted by Nuur Indramaulana Ungu pada 4 Agustus 2012


Zultanias , Itha & IndramarlenaZULTANIAS BARAKABUNGIN

Ramadhan bak jamuan istimewa yang diperuntukkan Allah bagi hamba-hamba-Nya tanpa pandang bulu, baik bagi mereka para pecinta kebaikan, atau bagi mereka para pecinta maksiat. Para pecinta kebaikan menyambut jamuan Ramadhan untuk berlomba meraih kecintaan Allah. Sementara para pecinta maksiat sudah selayaknya menjadikannya sebagai perhentian terakhir dari petualangan dosaselama ini, sekaligus momentum balik untuk bergabung bersama kafilah pecinta kebaikan.

“Apabila malam pertama Ramadhan tiba, syaitan-syaitan dan jin jahat dibelenggu. Pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun yang terbuka. Pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satupun yang tertutup. Kemudian ada seorang penyeru yang berseru, ‘Wahai para pencari kebaikan, sambutlah! Wahai para pencari kejahatan, berhentilah. Maka Allah membebaskan orang-orang dari neraka, dan itu berlangsung pada setiap malam Ramadhan.” [Hadits Hasan, at-Tirmidzi: 682]

Bagi mereka yang gagal mendulang kemuliaan dari jamuan tersebut, sungguh tak ada kalimat yang bisa menggambarkan betapa meruginya mereka. Karena memang, tidak semua dari kedua golongan tersebut sukses meraih kemuliaan Ramadhan.

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِـهِ إلاَّ الْجُوْعِ وَالْعَطَشِ .

“Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu, kecuali rasa lapar dan haus.” [Hadits Shahih, Ahmad: II/441 dan 373]

Jika demikian, menjadi penting bagi kita untuk mengetahui apakah kita termasuk orang-orang yang sukses mendulang rahmat dan maghfirah Allah di bulan Ramadhan. Setidaknya ada beberapa indikasi pasca Ramadhan yang bisa Anda jadikan parameter ukur dalam masalah ini:

(1) Menjadi Orang yang Ikhlas

Puasa Ramadhan menggembleng kita dalam mengikhlaskan niat, dimana puasa Ramadhan hanya dilakukan untuk Allah semata, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ: الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ, قَالَ اللهُ تَعَلَى: إلاَّ الصِّيَامُ فَإنَّهُ لِيْ وَأنَا أَجْزِيْ بِـهِ, يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ

“Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda. Satu kebaikan akan dibalas 10 kali lipat sampai 700 kali lipat. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa. Puasa ini untuk diri-Ku dan Aku akan membalasnya (dengan pahala tanpa batas). Dia meninggalkan syahwat dan makanannya demi diri-Ku….” [Shahih Muslim: 1151]

Inilah esensi ajaran tauhid. Jika ibadah Anda setelah Ramadhan tidak lagi bergantung pada tendensi selain-Nya, seperti riya’ dan sum’ah yang tergolong syirik kecil (lebih-lebih syirik besar), maka ini boleh jadi—Insya Allah—pertanda yang baik diterimanya amal Ramadhan Anda.

(2) Semakin Ringan dan Nikmat Dalam Melakukan Amal Ketaatan

Puasa Ramadhan juga menempa seseorang untuk meningkatkan kadar keikhlasan ibadahnya. Karena di dalam puasa, hamba tidak dituntut sekedar menahan makan, minum dan syahwat semata, tapi juga lisan dan hatinya dari ketidaksabaran atau dari amal yang tidak bermanfaat.

وَإذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ فَإنْ سَبَّهُ أحَدٌ أوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ

“…Jika pada suatu hari salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah melakukan rafats (seperti berbicara porno atau keji) dan tidak juga membuat kegaduhan. Jika ada orang yang hendak mencaci atau menyerangnya, hendaklah ia (bersabar dan) berkata: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa…” [Shahih Bukhari:IV/88]

Dan ini sudah barang tentu membutuhkan tingkat keikhlasan yang lebih. Karena dengan keikhlasan seadanya, sangat sulit untuk mampu menghindar dari larangan-larangan semisal dalam hadits di atas.

Ketika semakin tinggi keikhlasan seorang hamba, semakin besar pula keridhaannya terhadap Allah. Semakin besar keridhaan hamba kepada Allah, semakin ringan baginya dalam melaksanakan ketaatan pada-Nya. Jika Anda merasakan hal tersebut di luar Ramadhan, maka berbahagialah. Anda yang tadinya merasa terbelenggu ketika hendak melangkah untuk beramal, Anda yang kemarin selalu tidur berselimut futur (malas, jenuh dalam beramal), tiba-tiba menjadi orang yang bangkit beramal shalih setelah Ramadhan, maka tersenyumlah dan ucapkan Tahmid (Alhamdulillah), karena Anda telah meraih fadhilah Ramadhan.

Setelah merasa ringan dalam melakukan amal ketaatan (terutama ibadah yang wajib), dan Anda telah istiqomah dalam beribadah kepada-Nya, maka pada tahap berikutnya Anda akan merasakan kenikmatan dalam beribadah. Jiwa dan raga Anda merasa butuh untuk beribadah. Hati akan terasa hampa dan merugi ketika luput dari satu bentuk ibadah, sekalipun tanpa disengaja.

(3) Semakin Jauh dari Maksiat

Ini karena puasa adalah tameng yang membentengi hamba dari perbuatan maksiat. Sebagaimana hadits Rasulullah r:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ السْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةُ فَالْيَتَزَوَّجْ فَإنَّهُ أغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأحْسَنُ لِلْفَرْجِ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai sekalian anak muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih tangguh memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa karena puasa bisa menjadi perisai baginya (dari kemaksiatan).” [Shahih Bukhari: IV/106 dan Shahih Muslim: 1400 dari sahabat Ibnu Mas’ud]

Maka jika keadaan Anda lebih jauh dari maksiat jika dibandingkan dengan kondisi Anda sebelum Ramadhan, maka ber-husnuzzon-lah kepada Allah, bahwa Anda telah meraih fadhilah Ramadhan.

(4) Cinta pada al-Qur-an

Orang-orang yang sukses di bulan Ramadhan akan bertambah rajin membaca al-Qur-an di luar Ramadhan jika dibandingkan dengan waktu sebelum Ramadhan. Karena bulan ini adalah “Bulannya al-Qur-an”, tiada hari tanpa membaca al-Qur-an. Sehingga kebiasaan mulia ber-wirid dengan tilawah al-Qur-an tentunya akan tetap berlanjut setelah Ramadhan.

(5) Menjadi Dermawan

Hikmah puasa memberikan kita kesempatan untuk merasakan penderitaan kaum dhuafa’ dan fakir miskin. Dari sini diharapkan tumbuh kesadaran sosial yang tinggi dengan menyantuni mereka, menyayangi serta meringankan beban mereka. Kewajiban zakat fithrah di akhir Ramadhan juga mengajarkan hal ini. Selepas Ramadhan, orang-orang yang sukses akan lebih dermawan.

(6) Loyalitas (Wala’) Sesama Muslim Semakin Kokoh

Ramadhan mengajarkan kita untuk berbagi antar sesama. Renungkanlah bagaimana Allah menjanjikan pahala yang besar kepada mereka yang menyediakan ifthar (buka puasa) bagi saudaranya:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, maka baginya pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.” [Ahmad: IV/114-116, shahih menurut at-Tirmidzi: 804]

Ramadhan benar-benar menjadi momentum bagi kita untuk merekonstruksi makna al-Wala’ yang sempat runtuh dan terkubur. Dengan demikian, rasa cinta dan persaudaraan Islam pun akan bersemi. Orang-orang yang sukses menjalani Ramadhan, senantiasa menjaga bangunan al-Wala’ tetap kokoh menjulang, baik di luar Ramadhan sekalipun.

(7) Do’a yang Terkabul

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, punya satu kesempatan do’a yang tidak akan ditolak pada saat ia berbuka.” [Hadits Shahih, Ibnu Majah: I/557]

Jika do’a yang Anda panjatkan saat Ramadhan menjadi kenyataan, maka ucapkanlah kalimat syukur, kemudian Anda boleh berharap dengan yakin, bahwa Anda telah meraih fadhilah Ramadhan.

(8) Semakin Mendalami Ilmu Agama

Boleh dibilang ini adalah indikasi terbesar bagi seorang hamba yang telah meraih sukses di bulan Ramadhan. Karena buah dari sukses Ramadhan adalah dilimpahkannya berbagai kebaikan kepada hamba. Dan Allah jika menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya yang terpilih, Dia terlebih dahulu akan mempersiapkan hamba-Nya tersebut untuk memahami ilmu agama, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ

“Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, Maka Dia akan memberikan pemahaman agama kepadanya.” [Shahih Bukhari: 71 dan Shahih Muslim: 1037]

Mafhum mukholafah dari hadits ini adalah; bahwa orang yang tidak diberikan pemahaman dalam agamanya (berarti) tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah [al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu hal. 49]. Dan yang demikian ini mustahil bagi mereka yang benar-benar sukses di bulan Ramadhan di mata Allah. Orang-orang yang sukses menjalani Ramadhan pasti akan mendapat limpahan kebaikan dari Allah, dan indikasinya akan terlihat jelas setelah Ramadhan, dari usahanya yang lebih serius dalam menuntut dan memahami ilmu agama.

Imam Nawawi (wafat th. 676 H) mengatakan: “Di dalam hadits ini terdapat keutamaan ilmu, mendalami agama, dan dorongan kepadanya. Sebabnya adalah karena ilmu akan menuntunnya kepada ketakwaan kepada Allah Ta’ala.” [Syarh Shahih Muslim: VII/128]

Jika kita renungkan ucapan Imam Nawawi: “…ilmu akan menuntunnya kepada ketakwaan kepada Allah Ta’ala”, maka akan nampak jelas korelasi antara mendalami ilmu agama dengan tujuan utama puasa Ramadhan yang disebutkan dalam ayat:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. al-Baqarah: 183]

Logikanya; jika Anda sukses menjalani Ramadhan, maka Anda pasti akan menjadi orang yang bertakwa, sementara ilmu adalah kendaraan yang akan mengantarkan Anda kepada takwa (sebagaimana ucapan Imam Nawawi di atas). Sehingga bisa ditarik garis kesimpulan bahwa: orang-orang yang sukses menjalani Ramadhan akan dipersiapkan oleh Allah untuk mendalami ilmu agama, demi meraih apa yang telah Ia janjikan sebagai buah dari berpuasa yaitu takwa.

Setelah meraih mahkota takwa, maka bersiap-siaplah seorang hamba mendulang kemuliaan demi kemuliaan, kebaikan demi kebaikan yang melimpah dan beragam jenisnya.

***

Disusun oleh Redaksi al-Hujjah dari berbagai sumber bacaan, di-muroja’ah oleh: Ust. Fakhruddin Abdurrahman, Lc.

sumber : https://www.facebook.com/zultanias

Posted in Di Potet Oleh Sultani Bungin | Leave a Comment »

Ucapan Selamat Idul Fitri 1433 H.

Posted by Nuur Indramaulana Ungu pada 3 Agustus 2012


Harta paling berharga adalah sabar. Teman paling setia adalah amal. Ibadah paling indah adalah ikhlas. Identitas paling tinggi adalah adalah iman. Pekerjaan paling berat adalah memaafkan. Mohon maaf atas segala khilaf

anak kodok makan ketupat,,makan ketupat sambil melompat,,kita ketemu tak sempat lewat lewat sms pun no what what..Mohon maaf lahir bathin ye…

Tiada kemenangan tanpa zikrullah
tiada amal tanpa keikhlasan
tiada ampunan tanpa maaf dari sesama
Minal aidzin wal faidzin
Mohon maaf lahir dan bathin

Zultanias, Itha & Indramarlena

Zultanias, Itha & Indramarlena

Posted in Di Potet Oleh Sultani Bungin | Leave a Comment »

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Posted by Nuur Indramaulana Ungu pada 2 Agustus 2012


Nuur Indramaulana Ungu>Zultanias

Kebersamaan kita dengan Allah bisa kita pertahankan terus menerus dengan cara menjaga kualitas kesadaran kita. Kesadaran yang berkualitas tinggi bisa diukur dengan parameter tertentu. Di antaranya adalah dengan mengukur tingkat kesabaran seseorang.

║▌║▌│║▌║▌│║▌║▌║▌│║▌║▌│║▌║▌║▌║▌│║▌║▌│║▌║▌║▌│║▌║▌│║▌║▌

Semakin sabar kita, semakin tinggi tingkat kesadarannya. Sebaliknya, semakin rendah kesabaran kita, semakin rendah pula kualitas kesadaran.

Lantas, apakah yang dimaksud dengan ‘kesabaran’? Ada dua makna ‘kesabaran’. Yang pertama, bermakna ‘tidak tergesa-gesa’. Dan yang kedua, bermakna ‘tahan uji’ dengan penuh keikhlasan.

Allah banyak mengemukakan keutamaan kesabaran di dalam Firman-FirmanNya. Tidak kurang dari 43 kali, Allah mengulang-ulang kata ‘sabar’ di dalam Al Qur’an. Semuanya mengarah kepada dua makna tersebut di atas. Dan, yang menarik, kemudian dikaitkan dengan kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya, secara operasional.

Di antaranya, Allah mengajarkan kepada kita, kalau kita mau meminta tolong dan berdoa kepada Allah, lakukanlah dengan sabar. Sesungguhnya Allah ‘bersama’ orang-orang yang sabar. Allah ‘tidak suka’ kepada orang yang tergesa-gesa alias ‘grusa-grusu’

QS. Al Baqarah (2) : 153
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

Ayat di atas menarik untuk dicermati. Bahwa cara berdoa yang baik itu adalah lewat shalat. Dan yang kedua, tidak boleh tergesa-gesa alias harus sabar. Tidak bisa detik ini minta, detik ini juga minta dikabulkan. Sebab seluruh proses sunnatullah itu membutuhkan berjalannya waktu bagi manusia.

Ketika seseorang berdo’a minta tolong kepadaNya, maka Allah lantas mengumpulkan segala variabel yang mempengaruhi berhasilnya do’a tersebut. Ada yang butuh waktu dalam orde detik, menit, jam, hari atau mungkin bertahun-tahun.

Kita tidak boleh tergesa-gesa. Baik pada saat memanjatkan do’a, menunggu hasilnya, maupun ketika menerima hasil do’a. Ketergesa-gesaan bakal menimbukan kelengahan. Dan yang muncul, justru adalah musibah serta penderitaan. Maka Allah mengingatkan kita, seperti ayat berikut ini.

QS. Al Anbiyaa’ (21) : 37
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.

Sebaliknya, Allah memberikan penegasan, bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Ada dua makna yang terkandung di dalam kalimat ini. yang pertama, Allah memberikan motivasi bahwa kita mesti bersabar, sebab sabar bakal memberikan kesudahan yang baik. Allah selalu mendampingi orang-orang yang sabar di dalam mencapai harapannya.

Makna yang kedua, memiliki nuansa yang lebih dalam. Innallaha ma ‘ash shaabiriin – Allah bersama orang-orang yang sabar. Artinya, jika Anda ingin agar Allah selalu bersama Anda, maka bersabarlah. ‘Bersabar’ bisa digunakan sebagai teknik praktis untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sebab di dalam ‘bersabar’ itu terkandung sifat-sifat yang mulia. Sabar adalah salah satu puncak proses perjuangan. Orang yang bisa bersabar, pasti memiliki kemampuan kontrol diri yang bagus. Kecuali sabarnya karena terpaksa. Tapi, itu bukan sabar namanya. Sekadar terpaksa bersabar.

Kesabaran hanya bisa dijalankan lewat keikhlasan. Dan keikhlasan muncul karena latihan yang panjang berdasarkan kefahaman. Maka, orang yang tidak memahami persoalan bakal sulit menjalankan kesabaran.

Dalam sabar juga terkandung pikiran positif-positif thinking. Orang yang negatif thinking, pastilah sulit untuk disuruh bersabar. Karena dia menduga jelek terus. Jadi, ringkas kata, dalam ‘kesabaran’ itu terkandung sifat-sifat yang baik dan mulia.

QS. Fush Shilat (41) : 35
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar

Betapa hebatnya ‘kesabaran’. Karena itu, Allah lantas menyebutkan, bahwa Dia akan selalu bersama orang-orang yang sabar. Akan tetapi, begitu kesabaran kita hilang, Allah pun ‘meninggalkan’ kita. Bagian akhir dari ayat di atas juga menarik untuk dicermati. Bahwa, orang yang bisa bersabar dijamin akan memperoleh keberuntungan yang besar. Mereka yang sabar telah mengikuti dan menjalankan proses sunnatullah dengan benar, sehingga pantas memperoleh hasil yang terbaik.

Tapi, ‘bersabar’ juga bermakna tahan uji ketika mengalami cobaan. Dia tahu persis bahwa segala macam cobaan itu datangnya dari Allah. Ingin menguji seberapa tinggi kualitas kesabaran kita. Karena agama bukanlah teori, jadi harus terlihat dalam praktik kehidupan sehari hari.

QS. Ali Imran (3) : 142
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.

QS. Al Baqarah (2) : 155
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,

Begitulah, kualitas beragama kita terlihat dari praktik kehidupan kita sehari-hari. Bukan sekadar pengetahuan agama yang tinggi. Demikian pula kesabaran, sebagai salah satu parameter kualitas keagamaan. Bagi orang-orang yang sabar, Allah telah menyiapkan hasil terbaik untuknya. Maka, ayat di atas ditutup dengan : ” berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar

Bukan hanya ketika di dunia Allah menjanjikan keutamaan, melainkan juga di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang bermartabat tinggi dan terhormat, di dalam surga.

QS. Al Furqan (25) : 75
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,

Lebih jauh, orang yang sabar adalah orang yang selalu memperoleh petunjuk Allah. Inilah salah satu bukti bahwa Allah selalu bersamanya, dimana pun dan kapan pun. Apa yang dikatakan dan diperbuatnya, semata-mata berdasarkan pada petunjuk dan bimbingan Allah. Ya, Allah selalu bersamanya.

QS. As Sajdah (32) : 24
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.

Sabar, juga memiliki keterkaitan erat dengan tawakkal. Orang yang bisa bersabar adalah orang yang bertawakkal. Menggantungkan segala persoalan hidupnya hanya kepada Allah. Tentu saja setelah melakukan usaha keras.

Kata ‘sabar’ dan ‘tawakkal’ memiliki konotasi yang mirip, yaitu ‘aktif berusaha’. tetapi tidak tergesa-gesa dan menyerahkan hasilnya kepada Allah saja.

Jika pun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, mereka tidak kecewa karenanya. Sebab mereka sangat yakin bahwa Allah memberikan yang terbaik buat dirinya. Begitulah, orang sabar dan orang
yang bertawakal. Tidak ada yang merisaukan dan menggelisahkan. Semuanya menyenangkan.

Allah menggambarkan betapa mereka adalah para wali Allah di muka Bumi. Mereka tidak merasa gelisah dan tidak bersedih atas kehidupannya. Mereka tahu persis bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang sabar dan tawakal.

QS. Yunus (10) : 62 – 64
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.

QS. An Nahl (16) : 42
(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.

Posted in Di Potet Oleh Sultani Bungin | Dengan kaitkata: , , , | Leave a Comment »

8 Keterampilan Mengelola Kelas

Posted by Nuur Indramaulana Ungu pada 2 Agustus 2012


8 Keterampilan Mengelolah Kelas

Analisis

Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter (autorityapproach), pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekartan tersebut,

Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach) pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (weber)

Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas `adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.

Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilku yang bersifat positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa

· Tanggapan

Menurut saya keterampilan mengelola kelas ini sangat bagus diterapkan dalam setiap pembelajaran akan tetapi kebanyakan guru apalagi guru yang belum berdedikasi sangat kewalahan dalam mengelola kelas sehingga kurang sempurna dalam pengelolaan kelas ini

· Kekurangan dan kelebihan

a) Kekurangan

  • Susah di terapkan
  • Biasanya hanya di terapkan pada tingkat SMP ke atas
  • Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
  • Senantiasa focus pada kelas dan segala permasalahannya

b) Kelebihan

· Sangat efektif dalam pembelajaran

· Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan

· Menjadi pembelajaran yang nyaman

· Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada

· Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya

· Usulan

Keterampilan mengelola kelas memang sangat bagus akan tetapi ada beberapa hal yang harus di hindari agar tujuan pembelajaran tercapai dengan sempurna antara lain :

a.      Campur tangan yang berlebihan

b.     Kesenyapan

c.      Ketidak tepatan

d.     Penyimpangan

e.      Bertele-tele.

2. A. Teori resep di dalam pengelolaan kelas adalah mengibaratkan mengajar sama halnya seperti menyajikan masakan istimewa selaku kita koki di restaurant termahal, artinya harus ada resep yang jadi panduan dalam memasak. Dalam belajar juga tidak kalah pentingnya yang namanya resep, artinya seorang guru harus memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep. Jadi pembelajaran akan sempurna dan sukses karena mengikuti resep yang telah di buat ini

 

B. Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok adalah adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau masalah tertentu. Metode ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan, jadi dengan model ini siswa seakan ikut handil dalam menyelasaikan suatu topic tertentu dalam pembelajaran

Posted in Di Potet Oleh Sultani Bungin | Leave a Comment »